Artikel
Pengertian, Jenis, dan Fungsi Beton Bertulang
Beton bertulang modern mempunyai berbagai macam bahan penguat semacam baja, polimer, dan beberapa material lainnya, baik dengan tulangan maupun tidak. Beton bertulang juga dapat menghadapi tekanan yang permanen sehingga dapat menambah sifat – sifat struktur bangunan pada saat diberikan beban. Di Amerika Serikat, metode ini yang sangat kerap digunakan untuk melaksanakan perihal ini disebut dengan pre – tensioning serta post – tensioning. Supaya konstruksi yang dihasilkan kokoh elastis serta tahan lama, material buat tulang wajib mempunyai kekuatan yang besar elastisitas yang besar sanggup melekat beton dengan baik, tahan panas serta tahan korosi serta tekanan yang berkepanjangan.
Pengertian, Jenis, dan Fungsi Beton Bertulang
Beton bertulang modern mempunyai berbagai macam bahan penguat semacam baja, polimer, dan beberapa material lainnya, baik dengan tulangan maupun tidak. Beton bertulang juga dapat menghadapi tekanan yang permanen sehingga dapat menambah sifat – sifat struktur bangunan pada saat diberikan beban. Di Amerika Serikat, metode ini yang sangat kerap digunakan untuk melaksanakan perihal ini disebut dengan pre – tensioning serta post – tensioning. Supaya konstruksi yang dihasilkan kokoh elastis serta tahan lama, material buat tulang wajib mempunyai kekuatan yang besar elastisitas yang besar sanggup melekat beton dengan baik, tahan panas serta tahan korosi serta tekanan yang berkepanjangan.
Dalam mendirikan suatu bangunan, kekuatan serta kekokohan jadi salah satu elemen yang wajib terdapat Banyak metode bisa Kamu jalani buat memperkokoh bangunan. Salah satunya dengan memakai beton bertulang.
Baca Juga :Apa Itu Beton Cyclop?
beton bertulang merupakan suatu material yang mencampurkan 2 bahan, beton serta tulangan baja, di mana beton yang mempunyai kekuatan serta elastisitas rendah serta tulangannya yang mempunyai kekuatan serta elastisitas besar sehingga beton jadi lebih kokoh serta lebih elastis. Umumnya tulangan dibuat dari baja serta ditanam di dalam beton saat sebelum beton tersebut dipasang. Perihal ini biasanya dicoba buat menahan tegangan pada wilayah tertentu yang bisa menimbulkan keretakan ataupun kegagalan struktural.
Beton bertulang juga dapat mengakomodasi tekanan yang permanen sehingga bisa meningkatkan sifat – sifat struktur bangunan diberikan beban yang berat. Di Amerika Serikat, metode yang sangat kerap digunakan buat melaksanakan perihal ini diucap dengan pre – tensioning serta post – tensioning. Supaya konstruksi yang dihasilkan kokoh elastis serta tahan lama, material buat tulang wajib mempunyai kekuatan yang besar elastisitas yang besar sanggup melekat beton dengan baik, tahan panas serta tahan korosi serta tekanan yang berkepanjangan.
Beton bertulang seringkali digunakan dalam suatu konstruksi seperti pelat, bilik balok, pilar, pondasi dan lain-lain. Perancangan serta pelaksanaan sistem lantai yang sangat efektif merupakan kunci buat menghasilkan struktur bangunan yang maksimal Pergantian kecil dalam desain sistem lantai hendak berakibat besar pada bayaran bahan, agenda konstruksi, kekuatan, bayaran pembedahan tingkatan hunian serta pemakaian dari bangunan.
Terkadang, beton bertulang mengalami kegagalan dikarenakan memiliki kekuatan yang tidak mencukupi serta dapat menimbulkan kegagalan secara mekanis hingga menyebabkan pengurangan energi ketahanannya. Korosi serta pembekuan ataupun pelelehan bisa mengganggu beton bertulang yang dirancang serta dibentuk dengan kurang baik Kala tulangan terkorosi, karat hendak meluas serta cenderung mengelupas, membongkar beton serta membebaskan tulangan dari beton.
Beton bertulang awal kali digunakan oleh François Coignet buat membangun struktur bangunan. Pada tahun 1853, Coignet membangun sebuah struktur besi beton bertulang yang pada awalnya dirumah 4 lantai di 72 rue Charles Michels di pinggiran kota Paris, Perancis. Deskripsi Coignet terkait beton bertulang yaitu menampilkan kalau ia tidak dapat melaksanakannya guna menaikkan kekuatan pada beton namun untuk melindungi dinding supaya senantiasa tegak. Pada 1854, seseorang insinyur asal Inggris, William B. Wilkinson, menguatkan atap serta lantai beton di rumah 2 lantai yang lagi dibangunnya. Posisi penguatannya menampilkan kalau tidak semacam pendahulunya, dia mempunyai pengetahuan tentang energi regang.
Jenis dan Fungsi Struktur Beton Bertulang
Beton bertulang terdiri dari sebagian elemen struktur. Antara lain merupakan kolom, tulangan, balok, serta plat. Berikut ini uraian menimpa masing – masing struktur yang dikutip dari Pengadaan.
a. Kolom Beton
Kolom ialah komponen sesuatu bangunan bertingkat yang berperan selaku penyalur beban yang berasal dari beban diatas plat, berat plat itu sendiri, serta balok yang setelah itu hendak disalurkan ke pondasi. Umumnya kolom tersebut berupa bujur sangkar, persegi panjang, dan bundar. Posisi penulangan juga dapat dibangun secara simetri ataupun mengelilingi masing-masing sisinya.
b. Tulangan Beton
Tulangan beton bisa berbentuk baja polos serta berulir. Tulangan wajib mempunyai kekuatan yang besar elastis, bisa menyatu dengan beton, tahan panas dan tahan korosi serta tekanan yang berkepanjangan
Baca Juga :Fungsi Fender Pada Pelabuhan
c. Balok Beton
Balok beton berperan buat menyalurkan beban dari pelat ke kolom yang pada kesimpulannya disalurkan ke pondasi. Pada biasanya balok beton dicor secara monolit dengan plat serta secara struktural bertulang tunggal ataupun gAnda. Dampaknya balok mempunyai penampang persegi, berupa huruf T serta L. Balok beton mempunyai sebagian tipe penguatan, ialah balok bertulang tunggal, bertulang gAnda, kurang bertulang, bertulang lebih serta bertulang balance
d. Plat Beton
Pelat beton merupakan suatu struktur yang terbuat bertujuan untuk keperluan seperti lantai bangunan, atap bagian lainnya dengan bidang permukaan yang mengarahnya horizontal. Pada plat, beban hendak bekerja secara tegak lurus setelah itu disalurkan ke bilik balok, kolom, ataupun tanah sebab posisinya yang ditumpu oleh bilik balok serta kolom ataupun dapat pula diletakan langsung di tanah. Ketebalan bidang buat plat sangatlah kecil apabila dibanding dengan panjang serta lebarnya. Plat dipecah jadi 2 jenis bersumber pada perbandingan panjang antara bentang panjang terhadap bentang pendek. Apabila nilai perbandingan bentang panjang terhadap bentang pendek merupakan lebih dari ataupun sama dengan 2, hingga plat tersebut dikategorikan selaku plat satu arah. Bila kurang dari 2, hingga dikira selaku pelat 2 arah.
Baca Juga :Pengertian, Fungsi, Ukuran Elastomeric Bearing Pad
Kelebihan dan Kekurangan Beton Bertulang
Dalam penggunaannya, beton bertulang mempunyai sebagian kelebihan serta kekurangan. Berikut kelebihan serta kekurangan yang dipunyai beton bertulang yang butuh Kamu tahu lebih lanjut:
1.) Kelebihan
Bahan – bahannya gampang didapat
Biayanya lebih murah serta pengeluaran biaya pemeliharaan yang rendah
Gampang dibangun sesuai kemauan
Materialnya mempunyai energi tahan tekanan yang besar
Tahan terhadap api serta air
Bisa dicetak menjadi bermacam bentuk
2.) Kekurangan
Membutuhkan penahan pada saat proses pengeringan.
Mempunyai bobot yang berat.
Memerlukan cetakan serta tiang acuan sepanjang proses pengerjaan berlangsung.
Dimensi beton yang relatif besar sehingga memerlukan ruang instalasi yang lebih luas.
Sifat beton yang bermacam-macam bergantung dari bahan kombinasi serta metode pengadukannya. Apabila pengadukan tidak sempurna sehingga kualitasnya bakal menurun
Proses pembuatan adonan, penuangan serta perawatan wajib dicoba secara cermat buat meminimalisir terbentuknya kesalahan.